Kekhawatiran Permintaan Global Hantui Pasar, Minyak Berjangka Anjlok 3%
Thursday, April 18, 2024       03:49 WIB

Ipotnews - Harga minyak anjlok 3%, Rabu, tertekan peningkatan dalam persediaan komersial Amerika, data ekonomi yang lebih lemah dari China serta progres AS dalam rancangan undang-undang bantuan Ukraina dan Israel.
Minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Juni, patokan internasional, ditutup merosot USD2,73, atau 3%, menjadi USD87,29 per barel, demikian laporan  Reuters,  di New York, Rabu (17/4) atau Kamis (18/4) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman Mei, melorot USD2,67 atau 3,1% jadi USD82,69 per barel, penurunan terbesar sejak 20 Maret.
Harga minyak melemah minggu ini karena hambatan ekonomi membatasi peningkatan ketegangan geopolitik, dan pasar mencermati bagaimana Israel mungkin menanggapi serangan Iran, akhir pekan lalu.
Analis memperkirakan serangan rudal dan drone Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel tidak akan memicu sanksi dramatis Amerika terhadap ekspor minyak Iran.
Persediaan minyak mentah Amerika melonjak 2,7 juta barel menjadi 460 juta barel, pekan lalu, data pemerintah menunjukkan, hampir dua kali lipat ekspektasi analis dalam jajak pendapat  Reuters  yang memperkirakan peningkatan 1,4 juta barel.
Harga minyak terus menurun setelah Ketua DPR AS, Mike Johnson, mengatakan teks dari empat rancangan undang-undang yang memberikan bantuan kepada Ukraina, Israel dan Indo-Pasifik akan diajukan "segera hari ini," dan rancangan undang-undang keempat berisi "langkah-langkah lain untuk menghadapi Rusia, China dan Iran" diposting kemudian pada hari itu.
"Pasar sedang menunggu untuk melakukan aksi jual di tengah indikasi meredanya ketegangan di Timur Tengah...kemajuan dalam rancangan undang-undang ini dan penundaan tiga hari dalam respons Israel terhadap Iran sangat membantu saat ini," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, New York.
Petinggi Federal Reserve termasuk Chairman Jerome Powell, Selasa, tidak memberikan panduan apa pun tentang kapan suku bunga dapat diturunkan, menghancurkan harapan investor akan pengurangan biaya pinjaman yang berarti tahun ini.
Tingkat inflasi Inggris melambat kurang dari perkiraan sepanjang Maret, menandakan bahwa penurunan suku bunga pertama yang dilakukan oleh Bank of England mungkin juga lebih lambat dari ekspektasi sebelumnya.
Namun, inflasi melambat di seluruh zona euro pada bulan lalu, memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga Bank Sentral Eropa pada Juni.
"Tren penguatan dolar AS dan kemampuan stok minyak mentah untuk meningkat di tengah berkurangnya impor Meksiko serta lonjakan pengisian ulang SPR juga mengirimkan getaran bearish," kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois.
Di China, negara importir minyak terbesar di dunia, perekonomian tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal pertama, namun beberapa indikator lain menunjukkan permintaan dalam negeri masih lemah.
Di tempat lain, Tengizchevroil mengumumkan rencana pemeliharaan terjadwal di salah satu dari enam rangkaian produksi di ladang minyak Tengiz, Kazakhstan, pada Mei. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM